Halaman

Kamis, 26 Mei 2011

PENGENALAN DAN MANFAAT OPEN SOURCE

Menurut Wikipedia Berbahasa Indonesia (http://id.wikipedia.org) Open Source adalah sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu individu / lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan kode sumber (source-code) yang tersebar dan tersedia bebas (biasanya menggunakan fasilitas komunikasi internet). Dari definisi di atas, kita tidak hanya bisa menggunakan open source secara bebas tetapi kita juga bisa mengembangkan open source tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kita, tentunya kebebasan itu tetap bertumpu pada etika dan peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya. Open source mempunyai sifat bebas digunakan, bebas dipelajari, bebas dimodifikasi dan bebas disebarluaskan. Awal mula dari open source karena adanya belenngu industri software pada tahun 1971 yang menutup semua source code yang sudah terkompilasi dalam bentuk biner dan pelarangan modifikasi (eksklusif). Dimulai dari tahun 1983 lahirlah sebuah proyek GNU oleh Richard M Stallman yang kemudian pada tahun 1991 lahir GNU/Linux oleh Linus Trovalds, dari sinilah muncul gerakan free/open source sampai sekarang.
Open source masuk di Indonesia pada tahun 1994 oleh Rahmat M. Samik Ibrahim yang berawal dari memperkenalkan Linux slackware 1.08 di Universitas Indonesia.
Kemudian pada tahun 1995 Universitas Gunadarma juga menggunakan Linux bersamaan dengan itu BAmbang Nurcahyo Prastowo memperkenalkan linux SuSE 4.4.1 di Universitas Gadjah Mada. Pada tahun 1996 terbentuklah sebuah milis yang menjadi ajang diskusi para pengguna linux yaitu id-linux yang kemudian berubah menjadi linux.or.id dan generasi berikutnya adalah Komunitas Pengguna Linux Indonesia (KPLI) dengan berbagai event-eventnya. Berkembangnya open source berkat kerjasama dan dukungan dari komunitas yang mempunyai satu kesamaan ketertarikan sehingga lahirlah sebuah komunitas yang menghasilkan distro baru.

Dengan menggunakan opensurce sebetulnya banyak keuntungan yang bisa kita peroleh antara lain:
1. Bebas biaya tambahan.
Open source membebaskan kita dari biaya lisensi karena ia bersifat GNU/GPL (General Public License) yang justru membolehkan kita untuk menggunakan, mempelajari dan memodifikasi serta menyebarluaskan untuk umum. Apalagi untuk sebuah perusahaan besar yang juga menggunakan resource besar. Penggunaan software yang terlalu banyak pasti juga akan menambah biaaya/cost yang besar hanya untuk membeli software. Padahal dengan menggunakan open source biaya itu bisa ditekan seminimal mungkin.

2. Membebaskan dari beban moral pembajakan.
Dengan menggunakan open source kita dapat mengurangi tingkat pembajakan software berlisensi yang bisa merugikan vendor software dan merupakan beban moral bagi para pengguna software bajakan (crack).

3. Transfer knowledge.
Open source yang bersifat terbuka dan dapat kita pelajari source codenya bisa kita jadikan referensi, khususnya bagi seseorang yang bergelut dengan dunia IT. Tidak mustahil jika ternyata muncul software yang lebih handal daripada software-software berlisensi.
Saat ini pembajakan software yang paling besar menimbulkan kerugiannya adalah pembajakan terhadap sistem operasi. Memang, sistem operasi Microsoft Windows yang sebagian orang masih menganggap sangat mahal nmerupakan sasaran pertama dalam pembajakan software. Sementara itu, aplikasi-aplikasi lain yang digunakan dalam dunia bisnis kini juga marak dibajak, seperti Microsoft Office, Adobe Photoshop, Corel Draw, Adobe Premiere Pro dan lain sebagainya. Pembajakan yang dilakukan memang ada yang disengaja dan ada yang tidak. Ada pula yang kurang memahami antara membeli software dan membeli lisensi software. Hal inilah yang perlu diluruskan. Sebagian orang mempunyai pemahaman bahwa membeli lisensi software sama seperti membeli barang, setelah ia membeli, ia berhak untuk melakukan apapum terhadap barang itu, padahal yang dimaksud sebenarnya adalah ia hanya membeli lisensi dari software terserbut dimana is dilarang untuk menjual software tersebut.
Kendala yang lain yang cukup berat adalah meniggalkan software yang notabene sudah digunakan setiap hari dan mencoba belajar lagi dengan software open source. Ketika masih menggunakan Windows98 atau WindowsME atau yang bersi lainnya, mungkin setelah muncul versi WindowsXP banyak yang berbondong-bondong untuk mengupgrade komputernya dengan versi Windows terbaru yaitu WindowXP (yang generasi selanjutnya muncul Windows Vista dan Windows 7). Akan tetapi jarang sekali yang mau berbondong-bondong untuk beralih ke open source. Padahal Sistem Operasi berbasis open source lebih banyak variannya dan lebih banyak distro yang lebih memudahkan untuk memilih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Dari sini terdapat suatu ganjalan mengapa open source masih sulit untuk dimasyrakatkan

Sumber : habibi.web.id

pengertian TCP/IP

Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) adalah satu set aturan standar komunikasi data yang digunakan dalam proses transfer data dari satu komputer ke komputer lain di jaringan komputer tanpa melihat perbedaan jenis hardware. Protokol TCP/IP dikembangkan dalam riset pertama kali oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) di Amerika Serikat dan paling banyak digunakan saat ini yang implementasinya dalam bentuk perangkat lunak (software) di system operasi. Protokol TCP/IP dikembangkan dalam riset pertama kali oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) di Amerika Serikat dan paling banyak digunakan saat ini yang implementasinya dalam bentuk perangkat lunak (software) di system operasi.
1. Network Access Layer
Bertanggung jawab mengirim dan menerima data dari dan ke media fisik. Tiap protokol pada layer ini harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadi data digital yang dimengerti komputer, ethernet, token ring, dan dial-up modem yang berjalan di atas Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Services Digitel Network (ISDN), serta Asynchronus Transfer Mode (ATM).
2. Internet Layer
Bertanggungjawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang tepat. Ada beberapa macam protokol di dalamnya, misalnya Internet Protocol (IP), Address Resolution Protocol (ARP), dan Internet Control Message Protocol (ICMP) .
3. Host to Host Layer
Bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi antara dua host/komputer. Ada dua macam protokol didalamnya, yaitu Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP ).
4. Application Layer
Bertanggung jawab untuk menampilkan semua aplikasi yang menggunakan protocol TCP/IP. Sebagai contoh adalah Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP), dan Telnet. Berikut ini perbandingan referensi lapisan-lapisan layer model Open Sistem Interconnection (OSI) dengan layer model sistem operasi Linux yang digunakan di penelitian ini:
Protokol TCP dan UDP
Protokol TCP/IP memiliki standar segmen yang didefinisikan dalam beberapa bagian Berikut:
Source Port 16 bit angka yang menunjukkan port asal.
Destination Port 16 bit angka yang menunjukkan port tujuan.
Sequence Number 32 bit angka yang digunakan untuk memastikan urutan yang benar dari data yang datang.
Acknowledgment Number 4 bit untuk menandakan koneksi yang berhasil.
Data Offset 32 bit indikasi data pertama.
Reserved 6 bit diset 0.
Control Bit 6 bit untuk URG, ACK, PSH, RST, SYN, FIN.
Window 16 bit angka dari oktet yang diterima oleh pengirim.
Checksum 16 bit checksum yang telah dikalkulasi dari Field header dan data.
Urgent Pointer 16 bit mengindikasikan akhir dari data yang penting.
Option variable bit maximum TCP segment size.
Padding variable bit memenuhi panjang header merupakan kelipatan 32 bit.
Data data dari protokol lapis atas.
TCP dan UDP menggunakan nomor port (atau soket) untuk melewatkan informasi ke lapis yang lebih atas. Nomor port digunakan untuk membedakan aplikasi yang berbeda yang melewati jaringan pada saat yang bersamaan. Pengembang software aplikasi telah sepakat untuk menggunakan nomor-nomor port yang didefinisikan dalam RFC 1700 dan RFC 3232. Suatu komunikasi yang tidak melibatkan suatu aplikasi dengan nomor port yang sudah dikenal, akan diberikan nomor-nomor port yang diambil secara random dari suatu rentang tertentu. Nomor-nomor port ini digunakan sebagai alamat sumber dan tujuan dalam segmen TCP. Sesuai dengan RFC 2990 dan rekomendasi ITU E.800 pada tahun 1994 memberikan definisi QoS sebagai suatu kumpulan dari pengaruh performansi layanan yang menentukan tingkat kepuasan dari user terhadap suatu layanan. Sesuai dengan tujuan QoS, administrator dapat memberikan prioritas trafik tertentu. Suatu jaringan, mungkin saja terdiri dari satu atau beberapa teknologi data link layer yang mampu diimplementasikan QoS sesuai karakteristik teknologinya, misalnya: Frame Relay, Ethernet, Token Ring, Point-to-Point Protocol (PPP).
Sebuah jaringan dengan QoS-enabled dapat dibuat dengan beberapa teknologi yang
berbeda. Teknologi tersebut juga dibangun pada model QoS yang berbeda. Sebuah
model QoS terdiri dari beberapa aspek berikut ini:
a. Scope menetapkan jarak logic dimana sebuah model layanan disediakan.
b. Granularity menetapkan satuan terkecil yang diperlakukan oleh sebuah model layanan.
c. Time scale menetapkan sifat granularity dalam satuan waktu dimana sebuah model layanan disediakan.
d. Control model menetapkan entity yang mengambil kontrol terhadap jaringan dan bagaimana cara melakukannya. Sebagai contoh adalah kontrol yang dapat dilakukan pada jaringan atau end-system.
Sedangkan salah satu model QoS yang dapat diaplikasikan adalah packet scheduling
atau disiplin antrian atau penjadwalan paket.

machintosh

Sebagian besar pengguna IT di dunia adalah pengguna windows produksi Microsoft, tapi bukan berarti pelaku bisinis di dunia tidak melirik OS lain, karena beberapa alasan banyak pengusaha baik atas nama perorangan ataupun korporasi memilih untuk memakai OS lain. Kira-kira apa sih kelebihan satu OS dengan OS lainnya?. Hal itu secara singkat akan coba kita ulas pada tulisan ini.Windows, OS keluaran Microsoft yang hingga saat sekarang ini masih menguasai 80 % pasar IT di dunia. Perusahaan yang didirikan oleh Bill gates ini terus memperbaharui varian windows-nya(yang terakhir Windows 7) dengan reseach yang dilakukan dengan sistematis oleh perusahaan, dan berbeda dengan Open Source linux, untuk mempelajari windows varian baru tidak perlu belajar dari awal lagi, karena ia hanya bersifat penyempurnaan saja. Jadi banyak item-item yang relatif sama, para pelaku bisnis tidak perlu bersusah payah membiasakan pengetahuan bawah sadarnya untuk mengoperasikan windows.
Tapi karena selama ini windows dianggap sebagai barang mahal oleh orang Indonesia(untuk XP home edition saja mencapai 800.000), maka tidak heran jika selama ini banyak berkeliaran windows bajakannya. dengan instrumen Hak Intelektual, maka windows pun dikomersialkan. tapi sepengamatan kita, sebenarnya tidak ada masalah ketika kita menggunakan windows bajakan dalam hal kualitas. Yang membedakan hanya masalah registrasi dan tidak teregistrasi. jika telah teregistrasi maka jadilah windows tersebut asli. untuk mengganti windows bajakan dengan asli pun tidak harus di install ulang tapi cukup memasukkan Key code-nya saja. dan ini menurut membuktikan bahwa windows asli dengan bajakan tidaklah berbeda. Walaupun saat ini Microsoft sedang gencar melakukan kampanye pemakaian windows original, dan mengancam komputer pembajak dengan tampilan hitam, tapi sepengamatan di lapangan tidak satupun pengguna windows bajakan yang mengekuhkan hal ini. Malah hal yang paling mereka keluhkan adalah razia software bajakan oleh pihak kepolisian terutama oleh pelaku usaha.
Kelebihan Windows selama ini terletak pada itemnya yang friendly karena banyak digunakan oleh para pengguna IT di seluruh dunia, sedari kecil sejak mengenal computer kita sudah dibiasakan dengan Windows, jika hang kita juga bisa dengan mudah memperbaikinya karena banyak ahli windows disekitar kita, di samping itu kita juga masih bisa sharing komputer dengan linux OS, windows juga mempunyai aplikasi yang lengkap walaupun banyak bagian yang harus dibeli terpisah. Menggunakan Windows saat menyelesaikan laporan-laporan kantor tentu sangat membantu.
Lalu bagaimana dengan linux? linux sendiri adalah OS alternatif selain Windows. ia diciptakan oleh seorang pemakai OS bernama Linus Torvald pada 1988 yang merasa tidak puas terhadap apa yang telah dicapainya, hingga kemudian ia melemparkannya di internet dan tanpa diduga masyarakat banyak yang mem-browse-nya, hingga saat ini telah banyak varian linux yang biasa disebut oleh para komunitas Linux sebagai distro, bermunculan di khalayak.
Kelebihan linux dibanding OS lain karena ia bersifat terbuka, tidak perlu bayar lisensi, kita juga bebas mengembangkannya lewat source code, Linux juga terkenal sebagai OS yang tidak rentan virus, bahkan ada yang sampai menjamin bahwa Linux kebal virus, operasi sistemnya pun terhitung ringan daripada Windows. Ia cocok bagi mereka yang ingin belajar lebih banyak tentang OS.
Lalu bagaimana dengan Macintosh? Macintosh selama ini mempunyai kelebihan dalam kinerja pembuatan desain, musik, dan film. Tidak bisa dibayangkan bagaimana ribetnya jika kita melakukan semua itu lewat Windows. Macintosh hingga saat ini memang lebih banyak menunjuk pada tiga hal tersebut. Tapi selain itu Mac juga dikenal sebagai OS yang eye catching, tidak terjadi hardware conflict karena sudah satu paket dengan Mac OS, ia juga tidak rentan virus. Internet servernya yang bernama Safari juga terkenal enak untuk digunakan ber-internet ria.
Kelemahan-kelemahan mereka
Kelemahan Windows selama ini adalah karena ia mudah diserang virus, hal ini wajar karena ia banyak digunakan oleh para IT User jadi banyak orang sudah mengerti tentang bahasa programnya. Ia juga tidak bisa dikembangkan secara mandiri dan harus menunggu Microsoft, tidak ada source code-nya, disamping itu pula ia dikenal sebagai OS yang mudah hang walau juga dikenal mudah untuk memperbaikinya, hardware conflict adakalanya terjadi pada Windows karena ia bisa di injekkan pada computer rakitan. Server internet-nya yang bernama Internet Explorer (IE) juga banyak dikeluhkan oleh para pemakai Internet.
Adapun Linux, kelemahannya terletak pada sistem operasi yang masih belum banyak diketahui oleh masyarakat IT, jika terjadi masalah juga agak susah bagi pengguna awam karena ahli Linux pun terbatas, terutama di daerah-daerah di Indonesia. Kecuali kita punya komunitas yang bisa diajak share.

Sedangkan Macintosh, keeksklusifan satu paketnya membuat kita harus mengeluarkan biaya banyak,padahal dirumah kita sudah memiliki computer misalnya tentu kita harus membeli computer lagi. Selain itu hampir sama dengan linux, untuk menggunakan Mac kita juga harus belajar ekstra karena banyak system pengoperasian yang tidak familiar bagi pengguna IT awam. (Ihsan Maulana)